A. PROBLEMATIKA PERILAKU
PESERTA DIDIK PADA SD
A.
Tingkah
laku negatif
Aspek Kognitif
Perilaku bermasalah pada aspek kognitif, yaitu
a.
Pikiran negatif
Pikiran negatif adalah
pikiran-pikiran buruk terhadap berbagai hal misalnya, jika ada teman yang
mendekatinya dikira ada apa-apa (ingin mencontek).
b.
Suka menyalahkan orang
lain dan menganggap dirinya paling benar
Hal ini biasanya
terjadi ketika muncul peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Misalnya, di
tengah-tengah meriahnya bermain, terdapat temannya yang jatuh karena
desak-desakan, lantas, teman terdekatnya menyalahkan bahkan menuduh teman yang
lain telah mendorong sehingga terjadi
c.
Malas masuk sekolah
Kemalasan
untuk masuk sekolah pada anak usia dini bukanlah perasaan takut. Tetapi orang
tua menanggapinya dengan kekasaran, maka anak menjadi semakin malas. Kemalasan
anak masuk sekolah disebabkan oleh pikiran yang irasional. Dalam pikiran anak, sekolah
itu sulit, kekal, disiplin, menakutkan, d1l.
d.
Tidak mau belajar
Tidak maunya anak-anak belajar disebabkan oleh rasa
ketergantungan anak kepada orangtuanya. Akibatnya, anak tidak mau belajar susah
payah dan hanya menginginkan apa yang dikehendakinya segera terwujud.
e.
Memperhatikan
pelajaran
Anak yang tidak mau memperhatikan pelayanan ketika gurunya mengajar
disebabkan oleh pikirannya yang irasional dalam bentuk anggapan bahwa mengelak
dari persoalan lebih mudah dari pada menghadapinya secara bertanggung jawab.
f.
Terlambat berpikir
Keterlambatan berfikir ini disebabkan oleh pikiran irasional dalam bentuk
anggapan bahwa seseorang harus memiliki kepastian dan pengendalian diri yang
sempurna atas suatu hal.
g.
Pelupa
Kondisi
mudah lupa disebabkan oleh pikiran irasional dalam bentuk anggapan bahwa suatu
kejadian akan berbentuk kuat pada ingatan dalam
jangka waktu yang sangat lama, anak hanya akan mengingat peristiwa tertentu,
sementara peristiwa rutin sehari-hari akan
dilupakan begitu saja.
h.
Rendah rasa ingin taunya
Gejala rendahnya
rasa ingin tabu pada anak disebabkan oleh pandangan bahwa kebahagiaan atau
keberhasilan dapat dicapai dengan santai tanpa berbuat, karena ada nasib atau
takdir yang akan menentukan dirinya berhasil atau tidak
Fisik Motorik
Kondisi
bermasalah pada aspek fisik motorik, seperti hanya halnya permasalahan
1.
Tangan kidal
Beberapa psikologi berpendapat bahwa penyebab tangan kidal adalah
didominasi otak kana dari pada otak kiri sehingga anak cenderung menggunakan
tangan kirinya untuk mengeriakan banyak hal.
2.
Berjalan pincang, bahkan berkali satu
Sebagian besar
penderita cacat demikian disebabkan oleh faktor eksternal, seperti kecelakaan,
menderita penyakit gangs tertentu, kebakaran dan peristiwa buruk lainnya.
3.
Buta, tuli dan bisu
Kondisi cacat fisik lainnya adalah
buta, tulis dan bisu. Sedikit berbeda dengan anak-anak penderita cacat fisik
pada umumnya yang masih bisa sekolah, maka mereka biasanya masuk ke sekolah luar
biasa, bersama anak carat yang lain
4.
Terlalu gemuk
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki berat
badannya tidak seimbang, alias terlalu gemuk berpotensi besar terserang
penyakit jantung. Akibatnya is akan tersiksa dengan membatasi diri terhadap
makanan-makanan yang bergizi tinggi karena takut berat badannya meroket.
5.
Bergambut keriting
Banyak anak-anak bergambut
keriting di sekolah tertentu mendapat ejekan. Ejekan yang biasa muncul seperti
kebayakan mie, rambut tidak pernah disisir, rambut gimbal dan sebagainya.
B.
Masalah
Pribadi
Perilaku bermasalah pada masalah pribadi pada peserta didik di
SD, contohnya anak nakal, sombong/congkak, suka membantah perimah
orangtua dan guru, kikir, iri/dengki, sulit diajak belajar beribadah, keras
kepala, terpengaruhi ritual agama lain.
1)
Anak nakal
Kata nakal merupakan cermin dari perilaku penyimpang dari alai dan
kebiasaan yang berlaku. Anak nakal adalah anak yang mempunyai perilaku
menyimpang dari adat dan kebiasaan, bahkan tatanan moral yang berlaku.
2) Sombong
dan congkak
Sikap merendah dan mengejek teman-temannya adalah
sikap yang tidak terpuji, lagi menyakitkan bagi orang lain. Dalam pandangan
konseling behavior, sikap sombong dan congkak tersebut disebabkan oleh
kesalahan dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya. Akibat dari sikap sombong dan congkak ini adalah keterasingan
anak karena akan dijauhi teman‑ temannya karena merasa
dijauhi, ia akan menaruh rasa benci kepada siapapun yang jauh darinya.
3) Suka
membantah perintah orang tua dan guru
Bentuk prilaku bermasalah anak-anak apa aspek
moral-keagamaan yang lain adalah sifat membengkak atau membantah perintah orang
tua maupun guru.
Contoh : anak membantah ketika disuruh segera mandi, membelok ketika
disuruh belajar, acuh ketika diminta tolong membantu pekerjaan-pekerjaan ringan
di rumah.
4) Keras
kepala
Perilaku bermasalah pada aspek moral-keagamaan lainnya sifat atau
perilaku keras kepala. Keras kepala adalah sifat menolak kebenaran yang
datangnya dari luar dirinya.
5) Kikir,
iri dan dengki
Kikir adalah sifat sayang terhadap benda atau harta kekayaan secara
berlebihan dan tidak mau berbagi sedikit pun terhadap temannya.
Contohnya : is mempunyai mobil-mobilan, fungsi barang ini untuk bermain,
tetapi anak kikir biasanya tidak menggunakannya sebagaimana mestinya. la hanya
menyimpan dan mengoleksinya, alasan takut rusak dan takut dipinjam orang lain.
6) Sulit
diajak belajar beribadah
Dalam perspektif moral-keagamaan
anak-anak yang susah diajak beribadah merupakan anak yang memiliki perilaku bermasalah
paling takut sebab ibadah merupakan kunci bagi moralitas seseorang.
7) Terpengaruh
ritual agama lain
Fenomena klasik
yang telah lama berjalan namun hingga saat dianggap tabu adalah terpengaruhnya
anak-anak terhadap ritual agama lain
yang dipraktikan teman-teman yang berbeda agama.
C.
Masalah
Penyesuaian Sosial
Sosio emosional (perilaku asosial)
Berikut ini adalah pembahasan secara lebih detail mengenai perilaku
bermasalah pada aspek sosio emosional.
a. Pendiam,
pemalu dan minder
Perilaku pendiam, pemalu, dan minder.
Semua sikap ini bukan perilaku bermasalah melainkan kegagalan identitas
seseorang dalam pandangan konseling realitas, sikap-sikap tersebut disebabkan
oleh tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yakni cita dan penghargaan.
b. Citra
diri (self esteem) yang negatif
Citra diri yang
negatif adalah perilaku anak yang mempersepsikan dirinya secara negatif.
Sekedar contoh anak beranggapan bahwa dirinya tidak cerclas tidak tangkas,
tidak kuat, penakut dan citra diri negatif lainnya.
c. Egois
Perilaku egois merupakan
bentuk lain dari kegagalan identitas. Egois adalah mementingkan diri sendiri
dan mengabaikan kepentingan orang lain.
d. Sulit
berteman (bersosialisasi)
Bentuk lain
dari kegagalan identitas adalah gejala sulitnya berteman diantara anak-anak
yang lainnya.
e. Menolak
realitas (suka membuat kegaduhan)
Kesenangan anak untuk membuat
kegaduhan di dalam kelas dengan cara mencelakakan temannya. Hal ini disebabkan
oleh penolakannya terhadap realitas yang terjadi di dalam kelasnya.
f. Tidak
objektif
Obyektif adalah sikap
yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
g. Membenci
guru tertentu
Perilaku bermasalah pada usia dini
yang lazim dijumpai adalah membenci guru tertentu di sekolahnya. Perilaku
bermasalah itu ini adalah bentuk lain dari kegagalan identitas anak
didik.
D.
Masalah
akademik
Masalah belajar adalah kondisi tertentu yang
dialami oleh seseorang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi
tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga dijumpai adalah:
1. Keterlambatan
akademik
Yaitu murid-murid yang
tampaknya memiliki intelegensi normal tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara
baik.
2.
Lambat belajar
Yaitu murid-murid
yang tampak memiliki kemampuan yang kurang memadai. Mereka memiliki IQ sekitar
70-90 sehingga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan khusus.
3.
Penempatan kelas
Yaitu murid-murid yang umur, kemampuan, ukuran, dan minat-minat sosial
yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatinya.
4.
Kurang motifasi dalam belajar
Yaitu murid-murid
yang kurang semangat dalam belajar. Mereka tampak jera dan malas.
E.
Masalah
di lapangan dan solusi
Masalah
1.
Kehadiran di sekolah
Yaitu murid-murid yang
tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama
sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
2.
Sikap dan kebiasaan
buruk dalam belajar
Yaitu murid-murid yang kegiatan atau
perbuatan belajarnya berlawanan atau tidak sesuai suka dengan yang
seharusnya. Seperti menunda-nunda tugas, belajar pada saat ujian saja.
Solusi
1.
Diagnostik mengatasi
kesulitan belajar
Belajar
pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh
sesuatu, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik.
Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau
tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Hal itu
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang merupakan hambatan
dalam mencapai hasil belajar. Sementara itu, setiap siswa dalam mencapai sukses
belajar, mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat
mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula siswa mengalami kesulitan,
sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya.
Menghadapi
masalah itu, ada kecenderungan tidak semua siswa mampu memecahkannya sendiri.
Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang
baik untuk memecahkan masalah sendiri. la tidak tabu apa sebenarnya masalah
yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak seolah tidak mempunyai
masalah, padahal masalah yang dihadapinya cukup berat.
2. Bimbingan
Belajar
Bimbingan belajar
merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar