Minggu, 09 Desember 2012

PROBLEMATIKA PERILAKU PESERTA DIDIK DI SD


A.    PROBLEMATIKA PERILAKU PESERTA DIDIK PADA SD  
A.    Tingkah laku negatif
Aspek Kognitif
Perilaku bermasalah pada aspek kognitif, yaitu
a.       Pikiran negatif 
Pikiran negatif adalah pikiran-pikiran buruk terhadap berbagai hal misalnya, jika ada teman yang mendekatinya dikira ada apa-apa (ingin mencontek).

b.      Suka menyalahkan orang lain dan menganggap dirinya paling benar
Hal ini biasanya terjadi ketika muncul peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Misalnya, di tengah-tengah meriahnya bermain, terdapat temannya yang jatuh karena desak-desakan, lantas, teman terdekatnya menyalahkan bahkan menuduh teman yang lain telah mendorong sehingga terjadi
c.       Malas masuk sekolah 
Kemalasan untuk masuk sekolah pada anak usia dini bukanlah perasaan takut. Tetapi orang tua menanggapinya dengan kekasaran, maka anak menjadi semakin malas. Kemalasan anak masuk sekolah disebabkan oleh pikiran yang irasional. Dalam pikiran anak, sekolah itu sulit, kekal, disiplin, menakutkan, d1l.
d.      Tidak mau belajar
Tidak maunya anak-anak belajar disebabkan oleh rasa ketergantungan anak kepada orangtuanya. Akibatnya, anak tidak mau belajar susah payah dan hanya menginginkan apa yang dikehendakinya segera terwujud.
e.       Memperhatikan pelajaran
Anak yang tidak mau memperhatikan pelayanan ketika gurunya mengajar disebabkan oleh pikirannya yang irasional dalam bentuk anggapan bahwa mengelak dari persoalan lebih mudah dari pada menghadapinya secara bertanggung jawab.
f.       Terlambat berpikir
Keterlambatan berfikir ini disebabkan oleh pikiran irasional dalam bentuk anggapan bahwa seseorang harus memiliki kepastian dan pengendalian diri yang sempurna atas suatu hal.
g.      Pelupa
Kondisi mudah lupa disebabkan oleh pikiran irasional dalam bentuk anggapan bahwa suatu kejadian akan berbentuk kuat pada ingatan dalam jangka waktu yang sangat lama, anak hanya akan mengingat peristiwa tertentu, sementara peristiwa rutin sehari-hari akan dilupakan begitu saja.

h.      Rendah rasa ingin taunya
Gejala rendahnya rasa ingin tabu pada anak disebabkan oleh pandangan bahwa kebahagiaan atau keberhasilan dapat dicapai dengan santai tanpa berbuat, karena ada nasib atau takdir yang akan menentukan dirinya berhasil atau tidak
Fisik Motorik
Kondisi bermasalah pada aspek fisik motorik, seperti hanya halnya permasalahan
1.      Tangan kidal
Beberapa psikologi berpendapat bahwa penyebab tangan kidal adalah didominasi otak kana dari pada otak kiri sehingga anak cenderung menggunakan tangan kirinya untuk mengeriakan banyak hal.
2.      Berjalan pincang, bahkan berkali satu
Sebagian besar penderita cacat demikian disebabkan oleh faktor eksternal, seperti kecelakaan, menderita penyakit gangs tertentu, kebakaran dan peristiwa buruk lainnya.
3.      Buta, tuli dan bisu
Kondisi cacat fisik lainnya adalah buta, tulis dan bisu. Sedikit berbeda dengan anak-anak penderita cacat fisik pada umumnya yang masih bisa sekolah, maka mereka biasanya masuk ke sekolah luar biasa, bersama anak carat yang lain
4.      Terlalu gemuk
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki berat badannya tidak seimbang, alias terlalu gemuk berpotensi besar terserang penyakit jantung. Akibatnya is akan tersiksa dengan membatasi diri terhadap makanan-makanan yang bergizi tinggi karena takut berat badannya meroket.
5.      Bergambut keriting
Banyak anak-anak bergambut keriting di sekolah tertentu mendapat ejekan. Ejekan yang biasa muncul seperti kebayakan mie, rambut tidak pernah disisir, rambut gimbal dan sebagainya.
B.     Masalah Pribadi
Perilaku bermasalah pada masalah pribadi pada peserta didik di SD, contohnya anak nakal, sombong/congkak, suka membantah perimah orangtua dan guru, kikir, iri/dengki, sulit diajak belajar beribadah, keras kepala, terpengaruhi ritual agama lain.
1)      Anak nakal
Kata nakal merupakan cermin dari perilaku penyimpang dari alai dan kebiasaan yang berlaku. Anak nakal adalah anak yang mempunyai perilaku menyimpang dari adat dan kebiasaan, bahkan tatanan moral yang berlaku.
2)      Sombong dan congkak
Sikap merendah dan mengejek teman-temannya adalah sikap yang tidak terpuji, lagi menyakitkan bagi orang lain. Dalam pandangan konseling behavior, sikap sombong dan congkak tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam penyesuaian diri  dengan lingkungannya. Akibat dari sikap sombong dan congkak ini adalah keterasingan anak karena akan dijauhi teman‑ temannya karena merasa dijauhi, ia akan menaruh rasa benci kepada siapapun yang jauh darinya.
3)      Suka membantah perintah orang tua dan guru
Bentuk prilaku bermasalah anak-anak apa aspek moral-keagamaan yang lain adalah sifat membengkak atau membantah perintah orang tua maupun guru.
Contoh : anak membantah ketika disuruh segera mandi, membelok ketika disuruh belajar, acuh ketika diminta tolong membantu pekerjaan-pekerjaan ringan di rumah.
4)      Keras kepala
Perilaku bermasalah pada aspek moral-keagamaan lainnya sifat atau perilaku keras kepala. Keras kepala adalah sifat menolak kebenaran yang datangnya dari luar dirinya.
5)      Kikir, iri dan dengki
Kikir adalah sifat sayang terhadap benda atau harta kekayaan secara berlebihan dan tidak mau berbagi sedikit pun terhadap temannya.
Contohnya : is mempunyai mobil-mobilan, fungsi barang ini untuk bermain, tetapi anak kikir biasanya tidak menggunakannya sebagaimana mestinya. la hanya menyimpan dan mengoleksinya, alasan takut rusak dan takut dipinjam orang lain.
6)      Sulit diajak belajar beribadah
Dalam perspektif moral-keagamaan anak-anak yang susah diajak beribadah merupakan anak yang memiliki perilaku bermasalah paling takut sebab ibadah merupakan kunci bagi moralitas seseorang.
7)      Terpengaruh ritual agama lain
Fenomena klasik yang telah lama berjalan namun hingga saat dianggap tabu adalah terpengaruhnya anak-anak terhadap ritual  agama lain yang dipraktikan teman-teman yang berbeda agama.
C.    Masalah Penyesuaian Sosial
Sosio emosional (perilaku asosial)
Berikut ini adalah pembahasan secara lebih detail mengenai perilaku bermasalah pada aspek sosio emosional.
a.       Pendiam, pemalu dan minder
Perilaku pendiam, pemalu, dan minder. Semua sikap ini bukan perilaku bermasalah melainkan kegagalan identitas seseorang dalam pandangan konseling realitas, sikap-sikap tersebut disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yakni cita dan penghargaan.
b.      Citra diri (self esteem) yang negatif
Citra diri yang negatif adalah perilaku anak yang mempersepsikan dirinya secara negatif. Sekedar contoh anak beranggapan bahwa dirinya tidak cerclas tidak tangkas, tidak kuat, penakut dan citra diri negatif lainnya.
c.       Egois
Perilaku egois merupakan bentuk lain dari kegagalan identitas. Egois adalah mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain.
d.      Sulit berteman (bersosialisasi)
Bentuk lain dari kegagalan identitas adalah gejala sulitnya berteman diantara anak-anak yang lainnya.
e.       Menolak realitas (suka membuat kegaduhan)
Kesenangan anak untuk membuat kegaduhan di dalam kelas dengan cara mencelakakan temannya. Hal ini disebabkan oleh penolakannya terhadap realitas yang terjadi di dalam kelasnya.
f.       Tidak objektif
Obyektif adalah sikap yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
g.      Membenci guru tertentu
Perilaku bermasalah pada usia dini yang lazim dijumpai adalah membenci guru tertentu di sekolahnya. Perilaku bermasalah itu ini adalah bentuk lain dari kegagalan identitas anak didik.
D.    Masalah akademik
Masalah belajar adalah kondisi tertentu yang dialami oleh seseorang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga dijumpai adalah:
1.      Keterlambatan akademik
Yaitu murid-murid yang tampaknya memiliki intelegensi normal tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara baik.
2.      Lambat belajar
Yaitu murid-murid yang tampak memiliki kemampuan yang kurang memadai. Mereka memiliki IQ sekitar 70-90 sehingga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan khusus.
3.      Penempatan kelas
Yaitu murid-murid yang umur, kemampuan, ukuran, dan minat-minat sosial yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatinya.
4.      Kurang motifasi dalam belajar
Yaitu murid-murid yang kurang semangat dalam belajar. Mereka tampak jera dan malas.
E.     Masalah di lapangan dan solusi
Masalah
1.      Kehadiran di sekolah
Yaitu murid-murid yang tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
2.      Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar
Yaitu murid-murid yang kegiatan atau perbuatan belajarnya berlawanan atau tidak sesuai suka dengan yang seharusnya. Seperti menunda-nunda tugas, belajar pada saat ujian saja.
Solusi
1.      Diagnostik mengatasi kesulitan belajar
Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar. Sementara itu, setiap siswa dalam mencapai sukses belajar, mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula siswa mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya.
Menghadapi masalah itu, ada kecenderungan tidak semua siswa mampu memecahkannya sendiri. Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. la tidak tabu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak seolah tidak mempunyai masalah, padahal masalah yang dihadapinya cukup berat.
2.      Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar